Rasulullah
Saw bersabda :
“Setiap penyakit ada obatnya”. (Shohih Muslim : 2204).
“Allah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali
juga menurunkan obatnya”. (Shohihu
l-Jami : 5558).
“……… Yang telah menurunkan penyakit, menurunkan
kesembuhan dalam hal yang Dia kehendaki”. (Shohihu l-Jami : 1688).
Penyakit
adalah satu fakta, sedangkan kesembuhan juga merupakan satu fakta. Tetapi,
pendefinisian, identifikasi, dan pendeskripsian tentang jenis penyakit tersebut
merupakan hal yang tidak pernah berakhir. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda :
“Sesungguhnya Allah itu Maha Baik, dan tidak menerima selain yang baik”.
(Shohih Muslim : 1015).
Tidak ada
satu perkara pun yang baik, kecuali Allah telah menjelaskan jalannya. Karena
itu, Dia mengutus kepada kita, kekasih-Nya, Muhammad Saw, supaya beliau
menerangi jalan kita dengan petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah, agar kita menjadi
orang-orang yang memiliki ruh-ruh yang baik. Maka beliau shallallahu alaihi
wasallam tidak membiarkan ada satu pun bidang kehidupanan dunia dan akhirat,
kecuali beliau telah menjelaskan jalannya. Barangsiapa yang mengikuti jalan tersebut
serta taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia memperoleh surga, adapun
barangsiapa yang berpaling, sehingga termasuk orang-orang yang sesat serta
bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan masuk neraka.
Nabi
Muhammad Saw juga telah menyampaikan prinsip-prinsip yang kokoh dibidang
pengobatan, sedangkan sabda beliau tidak lain merupakan wahyu yang diwahyukan.
Pada
kesempatan kali ini, tulisan yang hadir di hadapan para pembaca sekalian dan para terapis akan menjelaskan beberapa
prinsip penting untuk mengidentifikasi penyakit dan menentukan resep
pengobatannya :
1.
Langkah
pertama : Memohon pertolongan dan bertawakkal kepada Sang Maha Dokter dan Sang Maha Pemberi
Kesembuhan, yaitu Allah Subhanahu Wa’ala.
2.
Langkah
kedua : Mengidentifikasi penyakit dengan cara melihat gejala-gejalanya.
3.
Langkah
ketiga : Mengetahui bahwa obat khusus itu lebih baik dibandingkan obat umum,
contoh ; celak dan kam’ah merupakan obat mata yang lebih baik daripada madu.
4.
Langkah keempat
: Menentukan obat yang paling tepat. Misalnya :
- Jika penyakit yang diderita bersifat psikis,
merupakan gangguan jiwa, depresi dan sebagainya, maka resep pengobatannya
adalah yang paling tepat adalah berdzikir, ibadah, sholat dan ruqyah.
- Jika penyakit yang diderita bersifat fisik
(materi), maka pengobatannya dengan madu, jika penyakit tersebut
menyangkut organ dalam seperti hati dan ginjal.
- Jika penyakit tersebut menyangkut organ luar
seperti luka-luka dan terbakar, maka kita bisa mengoleskan madu atau
minyak zaitun.
- Bisa dilakukan pembekaman untuk seluruh kasus
penyakit, baik penyakit organ luar maupun organ dalam.
- Ruqyah, doa, sholat di sepertiga akhir malam,
merupakan obat semua penyakit yang tidak bisa disembuhkan.
- Dan hanya kepada Allah kita memohon
pertolongan.
Sumber : Keajaiban thibbun nabawi-Aiman bin ‘Abdul
Fattah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar