Jumat, 20 April 2018

PENGABTAN GURAH THT MENURUT ILMU MEDIS


RASANYA panas dan sedikit perih. Bagi yang pertama kali mengalaminya, mungkin disertai pula dengan rasa sakit yang menyengat pada saraf saluran pernapasan. Kondisi tak nyaman itu, apa boleh buat, tidak bisa dihindari para pasien yang menjalani pengobatan gurah.
 
Inilah pengobatan tradisional untuk mengeluarkan lendir dari dalam tubuh dengan suatu ramuan cairan yang diteteskan melalui hidung, yang kini gencar diiklankan di mana-mana. Pengobatan alternatif ini oleh banyak orang diyakini bisa menyembuhkan segala penyakit yang berhubungan dengan pernapasan, terutama sinusitis (radang selaput lendir di rongga sinus).

Selain untuk penyembuhan, gurah juga dipercaya bisa menjernihkan suara. Tak mengherankan bila pengobatan yang semula hanya populer di kalangan pesantren?untuk santri yang ingin bersuara jernih ketika mengaji?kini diminati pula para artis yang ingin memiliki suara landhung, merdu. Dan tengoklah Dusun Giriloyo, Imogiri, 20 kilometer arah selatan kota Yogyakarta. Di "pusat pengobatan" gurah itu, setiap hari ratusan orang mendatangi puluhan rumah yang menyediakan jasa gurah. Semua penyedia jasa mengklaim diri sebagai yang terbaik. Bagi pendatang baru, banyaknya pilihan itu mungkin membingungkan.

Namun, bagi yang sudah sering datang, tampaknya kediaman Haji Muhammad Hisyam adalah tujuan utama. Maklum, pria berusia 57 tahun itu telah membuka praktek sejak 16 tahun lalu. Rumah Hisyam tak pernah sepi. Dipan khusus berukuran lebar di ruang tamu yang sekaligus jadi ruang pengobatan hampir selalu terisi pasien. Di situlah pasien dipijat dalam posisi tengkurap, setelah hidungnya ditetesi cairan akar srigunggu.

Kepada pasiennya, Hisyam selalu meminta agar cairan yang diteteskannya ditelan pelan-pelan sembari menahan napas. "Agar cairan ini tidak masuk ke paru-paru," kata Hisyam. Setelah pasien diminta tengkurap, sekitar 10 menit kemudian, lendir mulai mengalir dari lubang hidung, dan biasanya lendir baru "terkuras habis" dalam waktu sekitar satu jam. Untuk menampung lendir yang keluar dari hidung dan mulut yang harus terus menganga lebar, di bawah dipan disediakan ember berisi pasir.

Para pasien yang penyakitnya tak parah biasanya akan mengelurkan lendir yang berwarna bening. Yang kondisinya lebih parah, lendirnya berwarna keruh kehitam-hitaman, bahkan kadang-kadang disertai "binatang" semacam ulat-ulat kecil.

Menurut Hisyam, lendir yang terus-menerus keluar itu ibarat pengurasan kotoran tubuh. Agar lebih mujarab, katanya, gurah harus dilakukan dua atau tiga kali. "Gurah itu sangat baik bagi para perokok, penderita alergi, migrain, asam, dan sinusitis," ujar Hisyam. Bagi banyak penderita sinusitis, gurah mungkin sudah mereka rasakan bisa membebaskan diri dari lendir yang acap menggumpal di dalam rongga sinus. Namun?mungkin karena makin populer?klaim kehebatan gurah tampaknya kini telah melampaui batas.

Lihat saja iklan-iklan dalam surat kabar atau brosur para pegurah, yang menyebutkan berbagai penyakit berat seperti diabetes, ambeien, dan bahkan AIDS, bisa diberantas dengan gurah. Apa iya? Menurut Supomo Sukardono, dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) di Rumah Sakit Dokter Sardjito, Yogyakarta, yang meneliti sisi medis gurah, tak masuk akal bila gurah bisa mengobati segala macam penyakit. "Kalau sinusitis, secara logika benar," kata Supomo, yang menjadikan Hisyam sebagai sampel penelitian. Meskipun gurah bisa menolong penderita sinusitis?yang menurut Supomo sifatnya hanya sementara?itu pun harus dilakukan hati-hati.

Dari penelitiannya, yang kini masih tahap awal, Supomo membuktikan bahwa cairan srigunggu (Clerodendron serratum spreng) dapat melumpuhkan saraf?ini membuat orang seusai digurah merasa enak. Karena itu, gurah bisa berbahaya bila dilakukan ketika penderita sedang pilek. Penjelasannya begini. Srigunggu memang fungsi medisnya banyak sekali.

Namun, akar itu juga menyimpan saponin, yang bersifat racun, dan berfungsi memacu pelebaran pembuluh darah yang mengaliri kelenjar hidung. Akibatnya, bila sedang pilek, lendir terus mengalir. Padahal, lendir hidung mengandung zat yang menghancurkan bakteri. Maka, alih-alih mendapat kesembuhan, si pasien justru bisa terkena flu berat seusai digurah. Dalam pengobatan modern pun, sinusitis agaknya juga memerlukan penanganan dengan akurasi tinggi, dari diagnosis hingga penanganannya.

Seorang ahli THT dari New York, W.S. Tichenor M.D., dalam kios internetnya mengatakan sinusitis karena infeksi sering kali kambuh dan menjadi kronis karena penanganan yang kurang cermat. Kalau sudah begitu, harus dilakukan operasi. Lendir, bila tidak segera dikeluarkan, memang akan menjadi medium yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri. Ini bisa menimbulkan bisul, yang karena sulit dikeluarkan, harus dibedah melalui operasi.

Menurut dr. Bambang Hermani, Kepala Bagian THT di RSCM, Jakarta, kepada Yayi Ichram dari TEMPO, dalam kedokteran modern sebetulnya juga dikenal prinsip pengeluaran lendir seperti pada gurah. Namun, cairan yang dipakai untuk memancing lendir tidak dibuat dari srigunggu, melainkan campuran dengan komponen utama natrium dan klorida. Dan ternyata tidak semua penderita sinusitis bisa ditolong dengan cara pencucian hidung. Itu tergantung pada penyebab munculnya sinusitis. Bagian yang paling penting dalam terapi penyakit sinusitis sebenarnya adalah pengenalan penyebabnya. Artinya, bila alergi yang jadi gara-gara, sedapat mungkin penyebab alergi itu harus dihindari. Bila yang jadi biang adalah infeksi di rongga sinus, harus cepat ditangani agar tak menjadi kronis dan sulit diatasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar